Kediri – Selasa (07/11/2023), untuk merealisasikan Implementation Agreement dalam bentuk Tri Dharma Perguruan Tinggi, Prodi Pendidikan Agama Islam (PAI) Sekolah Tinggi Agama Islam Darul Falah Bandung & Prodi Pendidikan Agama Islam (PAI) Universitas Islam Tribakti Lirboyo Kediri mengadakan Workshop Pendidikan dengan tema “Peran Pendidikan PAI Dalam Mengatasi Bullying di Sekolah”. Acara yang dilangsungkan secara online melalui Zoom ini diisi oleh Dr. Komarudin, M.Pd., Dosen STAI Darul Falah sebagai Narasumber 1 dan Dr. H. Badrus, M.Pd.I., Dosen PAI Universitas Islam Tribakti Lirboyo Kediri sebagai Narasumber 2. Workshop ini diikuti oleh 200 lebih peserta dari mahasiswa STAIDAF Bandung dan UIT Lirboyo Kediri, serta terbuka untuk umum.
Dr. H. Badrus, M.Pd.I menyampaikan bahwa dengan adanya manajemen pengelolaan kelas yang baik dapat mencegah terjadinya bullying di sekolah, hal tersebut dapat dilakukan dengan membangun pedoman yang tegas dan jelas terhadap bullying, membuat kesepakatan dengan siswa tentang konsekuensi dari bullying secara partisipatif, menciptakan suasana yang hangat di dalam kelas, menciptakan hubungan yang saling mendukung, menciptakan iklim positif, dan melibatakan semua siswa di ruang kelas. Dalam menghadapi kasus bullying ini, strategi yang dapat dilakukan oleh seorang guru agama Islam adalah dengan memberikan pesan-pesan moral yaitu menyampaikan pemahaman bahwa perilaku yang dilakukan adalah bertentangan dengan agama dan merupakan perbuatan yang tercela, atau menceritakan kisah-kisah yang benar terjadi di lingkungan masyarakat dan berbagai dampaknya. Selanjutnya sebagai acuan untuk mendorong anak melakukan hal–hal yang baik. Hukuman yang diberikan kepada murid juga bermacam-macam, sesuai dengan tingkat kefatalan yang diakibatkan, namun jika kasusnya masih dalam kategori ringan, maka boleh hanya menulis surat pendek, menghafal ayat-ayat kursi, membersihkan masjid, toilet, mengaji, dll. hukuman yang tidak keras terhadap anak dan tidak menimbulkan luka pada anak. Disamping itu pula, kolaborasi dan saling berhubungan secara aktif dengan orang tua peserta didik untuk mengetahui perkembangan perilaku anaknya akan membantu mengurangi masalah bullying di sekolah
Selanjutnya, Dr. Komarudin, M.Pd. juga turut mengedukasi bahwa tindakan perundungan sekarang sudah sering terjadi di lingkungan sekolah, dan harus segera diatasi. Bullying, selain membuat suasana belajar menjadi tidak nyaman, dampaknya yang lebih besar bisa membuat siswa yang bersangkutan melakukan tindakan berbahaya akibat rasa malu dan depresi. Jenis bullying yang sering terjadi yaitu Physical bullying atau perundungan secara verbal bisa dikatakan yang paling sering terjadi, selanjutnya ada jenis bullying fisik, yang sangat berpotensi membuat korbannya menjadi trauma, berikutnya ada perundungan secara sosial yang dampaknya tidak kalah menakutkan. Bullying sosial ini biasanya akan menyebabkan korbannya menjadi tidak mau bergaul dengan orang lain.Tindakan perundungan tidak hanya terjadi di dunia nyata saja, tetapi juga pada media sosial, komentar yang tidak menyenangkan, menyindir atau mengintimidasi merupakan contoh dari tindakan perundungan siber. Yang tidak kalah mengerikan dan sering terjadi belakangan ini adalah perundungan secara seksual. Contoh yang paling sering terjadi yaitu pelecehan seksual atau sexual harassment. Dampak paling buruk yang bisa terjadi adalah korban berpotensi menjadi pelaku di masa depan.
Dengan adanya Workshop Pendidikan dengan tema “Peran Pendidikan PAI Dalam Mengatasi Bullying di Sekolah” seperti ini, maka sivitas akademika STAIDAF Bandung dan UIT Lirboyo Kediri, serta masyarakat luas telah mendapatkan pengetahuan dan diharapkan dapat berperan aktif dalam membangun kultur pendidikan yang kondusif, berprestasi, saling menghargai dan jauh dari tindakan kekerasan.