Pada hari Rabu, 28 Februari 2024, Program Studi (Prodi) Tadris Bahasa Indonesia Universitas Islam Tribakti (UIT) Lirboyo Kediri mengadakan kegiatan Baca Puisi, Nobar, dan Diskusi yang mengangkat kisah sastrawan Indonesia berpengaruh. Kali ini diskusi mengangkat sosok penyair fenomenal Chairil Anwar. Kegiatan ini dihadiri oleh para pecinta sastra dari berbagai kalangan masyarakat maupun mahasiswa untuk lebih mengenal sosok dan karya-karya sastrawan legendaris Indonesia, Chairil Anwar.
Kegiatan dimulai pukul 10.00 WIB di ruang Microteaching UIT Lirboyo dibuka dengan pembacaan puisi-puisi Charil Anwar oleh mahasiswa Tadris Bahasa Indonesia, diantaranya Jumahar dan Khamidatul Fitria. Setelah itu dilanjutkan dengan menonton film dokumenter berjudul “Chairil Anwar, Maestro Indonesia” karya Miles Films.
Film ini mengajak peserta yang hadir untuk mengenal lebih jauh sosok Chairil Anwar dalam web-series documentary Maestro Indonesia. Dibawakan oleh Nicholas Saputra, aktor berbakat yang mengulas Chairil Anwar yang pada masanya telah menunjukkan sikap dan karya yang penuh inovasi, kerja keras, kepedulian sosial, kejujuran, juga kepatutan, dan kegigihan. “Filmnya Cukup menginspirasi dalam kita berkarya” ungkap Abidzar mahasiswa Tadris Bahasa Indonesia yang hadir dalam diskusi itu.
Diskusi dilanjutkan dengan pemaparan materi pemantik oleh Moh. Fikri Zulfikar, dosen Tadris Bahasa Indonesia mengenai kehidupan Chairil Anwar, gaya penulisan yang unik, serta analisis terhadap beberapa karya terkenalnya seperti “Aku”, “Krawang-Bekasi”, dan “Derai-Derai Cemara”. “Karya-karya Chairil ini memang tidak banyak, tapi cukup untuk mendobrak gaya baru dalam perpuisian Indonesia tahun 1945-an” ungkap Fikri.
Para peserta diskusi aktif berpartisipasi dengan menyampaikan pandangan, pendapat, dan juga pertanyaan terkait dengan tema yang dibahas. Beberapa topik yang dibahas antara lain adalah pengaruh Chairil Anwar terhadap sastra modern Indonesia, pemikiran-pemikiran filosofis yang terkandung dalam karya-karyanya, serta relevansi pesan-pesan dalam karya Chairil Anwar dengan konteks sosial saat ini.
Diskusi berjalan dengan lancar dan penuh semangat selama dua jam penuh. Para peserta tampak antusias oleh kehidupan serta karya-karya Chairil Anwar. “Semoga kegiatan seperti ini dapat terus dilakukan di masa mendatang.” Ujar Fajar mahasiswa Prodi Psikologi Islam yang selain hadir juga sempat ikut membacakan puisi dalam kegiatan ini.